- Home >
- defenisi manajemen dan organisasi
Posted by : YAHYA
Sunday, 2 October 2016
BAB
I
PENDAHULUAN
Manajemen merupakan suatu proses dalam mencapai tujuan organisasi. Oleh
karena itu, fungsi manajemen adalah pengendalian pimpinan untuk
melaksanakan pekerjaan yang baik dalam organisasi, Stonner
(Atmodiwirio, 2000
:
5). Manajemen adalah “proses perencanaan, pengorganisasian,
kepemimpinan, dan pengendalian semua sumber daya organisasi untuk
mencapai tujuan yang ditetapkan”. Selanjutnya Terry (Sagala, 2006:
14) menyatakan arti manajemen adalah “suatu proses yang nyata mulai
dari perencanaan, pengorganisasian, pergerakan, dan pengendalian yang
dilakukan untuk menentukan menyelesaikan sasaran yang telah
ditetapkan dengan menggunakan orang dan sumber-sumber daya lainnya”.
Pengembangan
pengelolaan sumber daya manusia dapat dilakukan melalui pendidikan.
Menurut Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional Nomor 20 tahun 2003,
BAB I Ketentuan Umum Pasal 1. Pendidikan adalah “usaha sadar dan
terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran
agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk
memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri,
kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang
diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara”.
Pada
masa sentralistik pengelolaan pendidikan tidak mendidik sekolah
untuk belajar mandiri baik dalam hal manajemen kepemimpinan maupun
dalam pengembangan institusional, pengembangan kurikulum, penyediaan
sumber belajar, alokasi sumber daya, dan terutama membangun
partisipasi masyarakat untuk ikut memiliki sekolah. Hubungan
keluarga, sekolah, dan masyarakat dipandang sebagai institusi yang
terpisah-pisah, pihak keluarga, dan masyarakat dipandang tabu untuk
ikut campur tangan dalam penyelenggaraan pendidikan di sekolah,
apalagi sampai masuk ke wilayah kewenangan profesional para guru.
Manajemen
mancakup kegiatan untuk mencapai tujuan, dilakukan oleh orang yang
mendedikasikan usaha terbaiknya melalui suatu tindakan yang
ditentukan sebelumnya. Hal tersebut meliputi pengetahuan, tentang apa
yang harus dilakukan, menerapkan metode bagaimana melakukannya,
memahami bagaimana harus melakukannya dan mengukur efektivitas dari
usaha-usaha tersebut.
Manajemen
merupakan suatu proses menyelesaikan aktivitas secara efisien dengan
atau melalui orang lain dan berkaitan dengan rutinitas tugas suatu
organisasi. Kombinasi manajemen dan kepemimpinan yang kuat akan
menghasilkan output yang tinggi. Kepemimpinan akan berhasil bila
didukung oleh kemampuan manajemen yang kuat. Manajemen akan kuat dan
mampu mengembangkan oraganisasi bila dijalankan oleh seorang pemimpin
yang kuat.
Dengan
demikian, antara kepemimpinan dan manajemen dalam suatu organisasi
termasuk organisasi sekolah bagaikan dua sisi mata uang yang tidak
dapat dipisahkan. Keduanya menduduki peranan yang penting dalam
rangka mencapai tujuan.
Manajemen
dibutuhkan oleh
semua organisasi karena tanpa manajemen semua usaha akan sia-sia dan
pencapaian tujuan akan lebih sulit. Ada beberapa alasan
diperlukannya fungsi-fungsi manajemen agar dilaksanakan, diantaranya:
- Untuk mencapai tujuan
- Untuk menjaga keseimbangan diantara tujuan-tujuan yang saling bertentangan.
- Untuk mencapai efisiensi dan efektivitas.1
Manajemen
pendidikan Islam merupakan manajemen kelembagaan Islam yang bertujuan
untuk menunjang perkembangan dan penyelenggaraan pengajaran dan
pembelajaran.2
Selanjutnya,
bahwa di dalam manajemen terdapat beberapa kegiatan yang merupakan
fungsi dari manajemen yang harus dilakukan dalam rangka mencapai
tujuan yang telah ditetapkan secara efektif dan efisien, diantaranya:
fungsi perencanaan, fungsi pengorganisasian, fungsi pelaksanaan
(pemberian motivasi dan pengawasan), dan fungsi evaluasi.
Fungsi-fungsi tersebut akan dijabarkan dalan pembahasan secara detail
dan terperinci.
BAB
II
PEMBAHASAN
Kata
Manajemen berasal dari bahasa Perancis kuno ménagement,
yang memiliki arti seni melaksanakan dan mengatur.3
Manajemen belum memiliki definisi yang mapan dan diterima secara
universal.4
Mary
Parker Follet, misalnya, mendefinisikan manajemen sebagai seni
menyelesaikan pekerjaan melalui orang lain. Definisi ini berarti
bahwa seorang manajer bertugas mengatur dan mengarahkan orang lain
untuk mencapai tujuan organisasi.5
Ricky W. Griffin mendefinisikan manajemen sebagai sebuah proses
perencanaan, pengorganisasian, pengkoordinasian, dan pengontrolan
sumber daya untuk mencapai sasaran (goals)
secara efektif dan efesien. Efektif berarti bahwa tujuan dapat
dicapai sesuai dengan perencanaan, sementara efisien berarti bahwa
tugas yang ada dilaksanakan secara benar, terorganisir, dan sesuai
dengan jadwal.
6
Kata
manajemen berasal dari bahasa Italia maneggiare
yang berarti "mengendalikan," terutamanya "mengendalikan
kuda" yang berasal dari bahasa Latin manus
yang berati "tangan". Kata ini mendapat pengaruh dari
bahasa Perancis manège
yang berarti "kepemilikan kuda" (yang berasal dari Bahasa
Inggris yang berarti seni mengendalikan kuda), di mana istilah
Inggris ini juga berasal dari bahasa Italia. Bahasa Prancis lalu
mengadopsi kata ini dari bahasa Inggris menjadi ménagement, yang
memiliki arti seni melaksanakan dan mengatur.7
George
R. Terry dan Leslie W. Rue dalam bukunya Principle
of Management
yang dialih-bahasakan oleh G. A. Ticoalu mengemukakan bahwa
manajemen adalah suatu proses atau kerangka kerja yang melibatkan
bimbingan atau pengarahan suatu kelompok orang ke arah tujuan
organisasional. Manajemen adalah suatu kegiatan, pelaksanaannya
adalah “managing”
pelaksanaan, sedang pelaksananya disebut manajer atau pengelola.8
Manajemen
adalah suatu proses sosial yang berkenaan dengan keseluruhan usaha
manusia dengan bantuan manusia lainnya serta sumber-sumber lainnya
menggunakan metode yang efisien dan efektif untuk mencapai tujuan
yang telah dirumuskan sebelumnya.9
Dari
beberapa pendapat di atas, maka manajemen dapat diartikan sebagai
suatu proses yang terdiri dari rangkaian kegiatan, seperti
perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan (penggerakan dan
pengendalian/pengawasan), dan evaluasi, yang dilakukan untuk
menentukan dan mencapai tujuan yang telah ditetapkan melalui
pemanfaatan
sumberdaya manusia dan sumberdaya lainnya.
- Fungsi Manajemen
Fungsi
manajemen adalah elemen-elemen dasar yang akan selalu ada dan melekat
di dalam proses manajemen yang akan dijadikan acuan oleh manajer
dalam melaksanakan kegiatan untuk mencapai tujuan. Manajemen
berlangsung dalam suatu proses berkesinambungan secara sistemik, yang
meliputi fungsi-fungsi manajemen, yaitu; perencanaan,
pengorganisasian, pelaksanaan, dan evaluasi.
- Fungsi Perencanaan
Perencanaan
adalah proses penentuan tujuan atau sasaran yang hendak dicapai dan
menetapkan jalan dan sumber yang diperlukan untuk mencapai tujuan
seefektif dan seefisien mungkin.
Pada
dasarnya merencanakan adalah kegiatan yang hendak dilakukan di masa
depan. Kegiatan ini dimaksudkan untuk mengatur berbagai sumber daya
agar hasil yang dicapai sesuai yang diharapkan. Ada tiga kegiatan
dalam setiap perencaaan, diantaranya:
- Perumusan tujuan yang ingin dicapai
- Pemilihan program untuk mencapai tujuan
- Identifikasi dan pengerahan sumber yang jumlahnya terbatas.10
Jenis-jenis
perencanaan pendidikan:
- Perencanaan makro adalah perencanaan yang menetapkan kebijakan-kebijakan yang akan ditempuh, tujuan yang ingin dicapai dan cara-cara mencapai tujuan tersebut pada tingkat nasional.
- Perencanaan Meso
Kebijaksanaan
yang telah ditetapkan pada tingkat makro, kemudian dijabarkan ke
dalam program-program yag berskala kecil. Pada tingkat ini
perencanaan sudah lebih bersifat operasional disesuaikan dengan
unit-unit.
- Perencanaan Mikro
Perencanaan
mikro adalah perencanaan pada tingkat institusional dan merupakan
penjabaran dari perencanaan tingkat meso. Contoh: kegiatan proses
pembelajaran.11
Untuk
mengembangkan suatu rencana, seseorang harus mengacu pada masa depan
(forecast)
atau menentukan pengaruh pengeluaran biaya dan keuntungan, menetapkan
perangkat tujuan atau hasil akhir; mengembangkan strategi untuk
mencapai tujuan akhir; menyusun program yakni menetapkan prioritas
dan urutan strategi; anggaran biaya atau lokasi sumber-sumber;
menetapkan prosedur kerja dengan metode yang baru; dan mengembangkan
kebijakan-kebijakan berupa aturan dan ketentuan.
Dalam
kerangka manajemen sekolah, perencanaan bermakna bahwa kepala sekolah
bersama timnya harus berpikir untuk menentukan sasaran-sasaran
dikaitkan dengan kegiatan mereka sebelumnya. Untuk menjamin
pencapaian hasil akhir dari perencanaan, kepala sekolah harus
berpijak pada data yang cermat dan akurat. Rencana memberikan arah
sasaran bagi organisasi dan mencerminkan prosedur terbaik untuk
mencapai sasaran tersebut. Selain itu, rencana memungkinkan:
- Sekolah dapat memperoleh serta mengikat sumber daya yang diperlukan untuk mencapai tujuannya;
- Anggota organisasi dapat melanjutkan kegiatan-kegiatan secara konsisten dengan tujuan dan prosedur yang telah dipilih; dan
- Kemajuan ke arah tujuan dapat dipantau dan diukur, sehingga tindakan perbaikan dapat diambil apabila kemajuan itu tidak memuaskan.
Fungsi
manajemen berikutnya adalah pengorganisasian (organizing).
George R. Terry (1986) mengemukakan bahwa: “Pengorganisasian adalah
tindakan mengusahakan hubungan-hubungan kelakuan yang efektif antara
orang-orang, sehingga mereka dapat bekerja sama secara efisien, dan
memperoleh kepuasan pribadi dalam melaksanakan tugas-tugas tertentu,
dalam kondisi lingkungan tertentu guna mencapai tujuan atau sasaran
tertentu”.
Lousie
E. Boone dan David L. Kurtz (1984) mengartikan pengorganisasian: “…
as the act of planning and implementing organization structure. It is
the process of arranging people and physical resources to carry out
plans and acommplishment organizational obtective”.
Dari
kedua pendapat di atas, dapat dipahami bahwa pengorganisasian pada
dasarnya merupakan upaya untuk melengkapi rencana-rencana yang telah
dibuat dengan susunan organisasi pelaksananya. Hal yang penting untuk
diperhatikan dalam pengorganisasian adalah bahwa setiap kegiatan
harus jelas siapa yang mengerjakan, kapan dikerjakan, dan apa
targetnya.
Ernest
Dale seperti dikutip oleh Nanang Fattah mengemukakan tiga langkah
dalam proses pengorganisasian, yaitu: (a) pemerincian seluruh
pekerjaan yang harus dilaksanakan untuk mencapai tujuan organisasi;
(b) pembagian beban pekerjaan total menjadi kegiatan-kegiatan yang
logik dapat dilaksanakan oleh satu orang; dan (c) pengadaan dan
pengembangan suatu mekanisme untuk mengkoordinasikan pekerjaan para
anggota menjadi kesatuan yang terpadu dan harmonis.12
Pengorganisasian
adalah suatu proses pengaturan dan pengalokasian kerja, wewenang, dan
sumber daya di kalangan anggota sehingga mereka dapat mencapai tujuan
organisasi secara efisien. Kepala sekolah harus dapat mempunyai
kemampuan menentukan jenis program yang dibutuhkan dan
mengorganisasikan semua potensi yang dimilikiuntuk mencapai tujuan
yang telah ditentukan. Kepala sekolah harus dapat membimbing,
menatur, mempengaruhi, menggerakkkan, mengkoordinasikan pelaksanaan
tugas-tugas kependidikan di lembaga sekolah agar berjalan teratur,
penuh kerjasama.13
Meliputi
kegiatan-kegiatan membentuk atau mengadakan struktur organisasi baru
untuk menghasilkan produk baru; dan menetapkan garis hubungan kerja
antara struktur yang ada dengan struktur baru, merumuskan komunikasi
dan hubungan-hubungan, menciptakan deskripsi kedudukan dan menyusun
kualifikasi tiap kedudukan yang menunjuk apakah rencana dapat
dilaksanakan oleh organisasi yang ada atau diperlukan orang lain yang
mempunyai keterampilan khusus.14
- Fungsi Pelaksanaan
Dari
seluruh rangkaian proses manajemen, pelaksanaan (actuating)
merupakan fungsi manajemen yang paling utama. Dalam fungsi
perencanaan dan pengorganisasian lebih banyak berhubungan dengan
aspek-aspek abstrak proses manajemen, sedangkan fungsi actuating
justru lebih menekankan pada kegiatan yang berhubungan langsung
dengan orang-orang dalam organisasi.
Dalam
hal ini, George R. Terry (1986) mengemukakan bahwa actuating
merupakan usaha menggerakkan anggota-anggota kelompok sedemikian rupa
hingga mereka berkeinginan dan berusaha untuk mencapai sasaran
perusahaan dan sasaran anggota-anggota perusahaan tersebut oleh
karena para anggota itu juga ingin mencapai sasaran-sasaran tersebut.
Dari
pengertian di atas, pelaksanaan (actuating)
merupakan upaya untuk menjadikan perencanaan menjadi kenyataan,
dengan melalui berbagai pengarahan dan pemotivasian agar setiap
karyawan dapat melaksanakan kegiatan secara optimal sesuai dengan
peran, tugas dan tanggung jawabnya.
Pelaksanaan
terdiri dari staffing
dan motivating.
Pada tahap staffing
bertujuan untuk menentukan keperluan-keperluan sumber daya manusia,
pengerahan, penyaringan, latihan dan pengembangan tenaga kerja.
Sedangkan pada tahap motivating kegiatan ini mengarahkan atau
menyalurkan perilaku manusia ke arah tujuan-tujuan.15
Hal
yang penting untuk diperhatikan dalam pelaksanan (actuating)
ini adalah bahwa seorang karyawan akan termotivasi untuk mengerjakan
sesuatu jika : (1) merasa yakin akan mampu mengerjakan, (2) yakin
bahwa pekerjaan tersebut memberikan manfaat bagi dirinya, (3) tidak
sedang dibebani oleh problem pribadi atau tugas lain yang lebih
penting, atau mendesak, (4) tugas tersebut merupakan kepercayaan bagi
yang bersangkutan dan (5) hubungan antarteman dalam organisasi
tersebut harmonis.
Dalam
rangka pencapaian tujuan ada lima kombinasi fungsi fundamental yang
paling umum. Kombinasi tersebut dibaca dari atas ke bawah akan
terlihat A terdiri dari perencanaan (planning),
pengorganisasian (organizing),
memberi dorongan (actuating),
dan pengawasan (controlling).
B terdiri dari perencanaan, pengorganisasian, memberi motivasi
(motivating),
dan pengawasan. C terdiri dari perencanaan, pengorganisasian,
staffing, memberi pengarahan (directing)
dan pengawasan. D terdiri dari perencanaan, pengorganisasian,
staffing, memberi pengarahan, pengawasan, inovasi dan memberi
peranan. E terdiri dari perencanaan, pengorganisasian, memberi
motivasi, pengawasan, dan koordinasi.16
Untuk
lebih jelasnya lihat gambar di bawah ini:
Suatu
hal yang menarik perhatian bahwa tiap kombinasi ada tiga fungsi yang
sama, yakni (a) perencanaan, (b) pengorganisasian, dan (c)
pengawasan. Ada perbedaan tentang fungsi-fungsi lainnya. Misalnya,
apakah harus memasukkan actuating
atau motivating
ke dalam kombinasi tersebut atau dikeluarkan sama sekali dan justru
memasukkan fungsi staffing
dan directing
ke dalamnya. Ada yang berpendapat bahwa staffing sudah merupakan
bagian dari organizing
dan directing
adalah bagian dari actuating atau motivating, dan seperti
dipelihatkan dalam gambar di atas, ada juga yang berkeyakinan bahwa
innovating,
refresenting,
dan coordinating
merupakan
fungsi-fungsi yang fundamental.17
Fungsi
manajemen yang dikemukakan oleh para ahli tidak sama. Hal ini
disebabkan latar belakang mereka, pendekatan yang dilakukan tidak
sama. Untuk bahan perbandingan tentang fungsi-fungsi manajemen
menurut ahli manajemen sebagai berikut:18
G.
R. Terry
|
John
F. Mee
|
Louis
A. Allen
|
MC.
Namara
|
|
Planning
|
Leading
|
Planning
|
|
Organizing
|
Planning
|
Programming
|
|
Motivating
|
Organizing
|
Budgeting
|
|
Controling
|
Controlling
|
System
|
Henry
Fayol
|
Harold
Koontz & Cyril O’Donnel
|
Dr.
S. P. Siagian
|
Prof.
Drs. Oey Liang Lee
|
|
Planning
|
Planning
|
Perencanaan
|
|
Organizing
|
Organizing
|
Pengorganisasian
|
|
Staffing
|
Motivating
|
Pengarahan
|
|
Directing
|
Controlling
|
Pengkordinasiaan
|
|
Controlling
|
Evaluating
|
Pengontrolan
|
W.
H. Newman
|
Luther
Gullick
|
Lyndall
F. Urwick
|
John
D. Millet
|
|
Planning
|
Forecasting
|
Directing
|
|
Organizing
|
Planning
|
|
|
Staffing
|
Organizing
|
Facilitating
|
|
|
|
|
|
Directing
|
Commanding
|
|
|
Coordinating
|
Coordinating
|
|
|
Reporting
|
Controlling
|
|
Dari
fungsi-fungsi manajemen di atas, tampak bahwa ada kesamaan pandangan
tentang fungsi manajemen. Untuk menjabarkan makna dari fungsi-fungsi
manajemen sebagai berikut:
- Planning adalah menetapkan pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh kelompok untuk mencapai tujuan yang digariskan. Planning mancakup kegiatan pengambilan keputusan, karena termasuk pemilihan alternatif-alternatif keputusan.
- Organizing mencakup: (a) membagi komponen-komponen kegiatan yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan ke dalam kelompok-kelompok, (b) membagi tugas kepada seorang manajer untuk mengadakan pengelompokan tersebut dan (c) menetapkan wewenang di antara kelompok atau unit-unit organisasi. Pengorganisasian berhubungan erat dengan manusia, sehingga penugasannya di unit-unit organisasi dimasukkan bagian dari unsur organizing. Ada yang tidak berpendapat demikian, justru memasukkan staffing sebagai fungsi utama.
- Actuating mencakup penetapan dan pemuasan kebutuhan manusiawi dari pegawai-pegawainya, memberi penghargaan, memimpin, mengembangkan memberi kompensasi kepada mereka.
- Motivating merupakan kata yang lebih disukai oleh beberapa pihak daripada kata actuating. Ada yang beranggapan bahwa kedua kata tersebut adalah sama. Motivating berkonotasi emosional dan irrasional. Actuating bersifat motivasional dan mencakup lebih banyak formulasi formal dan rasional.
- Staffing mencakup mendapatkan, menempatkan dan mempertahankan anggota pada posisi yang dibutuhkan oleh pekerjaan organisasi yang bersangkutan.
- Directing mencakup pengarahan yang diberikan kepada bawahan sehingga mereka menjadi pegawai yang berpengetahuan dan akan bekerja efektif menuju sasaran yang telah ditetapkan.
- Controlling mencakup kelanjutan tugas untuk melihat apakah kegiatan-kegiatan dilaksanakan sesuai rencana. Pelaksanan kegiatan dievaluasi dan penyimpangan-penyimpangan yang tidak diinginkan diperbaiki supaya tujuan-tujuan dapat tercapai dengan baik.
- Innovating mencakup pengembangan gagasan-gagasan baru, mengkombinasikan pemikiran baru dengan yang lama, mencari gagasan-gagasan dari kegiatan lain dan melaksanakannya.
- Representing mencakup pelaksanaan tugas pegawai sebagai anggota resmi dari sebuah perusahaan dalam urusannya dengan pihak pemerintah, kalangan swasta, bank, penjual, langganan dan kalangan luar lainnya.
- Coordinating merupakan sinkronisasi yang teratur dari usaha-usaha individu yang berhubungan dengan jumlah, waktu dan tujuan mereka, sehingga dapat diambil tindakan yang serempak menuju sasaran yang telah ditetapkan.19
Pada
dasarnya para ilmuan sepakat bahwa keseluruhan fungsi-fungsi
manajerial dapat digolongkan kepada dua jenis utama, yaitu
fungsi-fungsi organik dan fungsi-fungsi penunjang. Fungsi organik
adalah keseluruhan fungsi utama yang mutlak perlu dilakukan oleh para
manajer dalam rangka pencapaian tujuan dan berbagai sasaran yang
telah ditetapkan sebelumnya. Fungsi-fungsi
organik tersebut merupakan penjabaran kebijaksanaan dasar atau
strategi organisasi yang telah ditetapkan dan harus digunakan sebagai
dasar dalam bertindak. Fungsi-fungsi tersebut seperti digambarkan di
atas. Sedangkan fungsi-fungsi penunjang adalah berbagai kegiatan yang
diselenggarakan oleh orang-orang atau satuan-satuan kerja dalam
organisasi dan dimaksudkan mendukung semua fungsi-fungsi organik para
manajer.20
Contoh
kegiatan manajemen sekolah;
Manajemen
peserta didik
PERENCANAAN
|
PENGORGANISASIAN
|
PELAKSANAAN
|
EVALUASI
|
Perencanaan
daya
tampung
|
Pengelompokkan
peserta
didik
berdasarkan
pola
tertentu
|
Pembinaan
kedisiplinan
|
vPemantauan
peserta
didik
|
Perencanaan
penerimaan
peserta
didik baru
|
|
Pencatatan
kehadiran
peserta
didik
|
Penilaian
peserta
didik
|
Penerimaan
peserta
didik baru
|
|
Pengaturan
perpindahan
peserta
didik
|
|
|
|
Pengaturan
kelulusan
peserta
didik
|
|
Contoh
kegiatan manajemen sekolah;
Manajemen
kurikulum
PERENCANAAN
|
PENGORGANISASIAN
|
PELAKSANAAN
|
EVALUASI
|
Analisis
materi
Pelajaran
|
Pembagian
tugas
Mengajar
|
Pengaturan
pelaksanaan
kegiatan
tahun
ajaran
baru
|
Supervisi
pelaksanaan
pembelajaran
|
Penyusunan
kalender
pendidikan
|
Penyusunan
jadwal
pelajaran
|
Pelaksanaan
kegiatan
pembelajaran
|
Evaluasi
proses
dan
hasil
proses pembelajaran
|
Penyusunan
program
tahunan
dan
semesteran
|
Penyusunan
jadwal
kegiatan
perbaikan
|
|
|
Penyusunan
satuan
pelajaran
Penyusunan
RPP
|
Penyusunan
jadwal
kegiatan
pengayaan
|
|
|
|
Penyusunan
jadwal
kegiatan
ekstrakurikuler
|
|
|
- Fungsi Evaluasi
Fungsi
evaluasi sama pentingnya dengan fungsi-fungsi manajemen lainnya yaitu
perencanaan, pengorganisasian, pemantauan, dan pengendalian.
Terkadang fungsi pemantauan dan fungsi evaluasi sulit untuk
dipisahkan. Fungsi manajemen puncak misalnya meliputi semua fungsi
dari perencanaan sampai pengendalian. Oleh karena itu, evaluasi
sering dilakukan oleh pimpinan organisasi dalam suatu rapat kerja,
rapat pimpinan, atau temu muka baik secara reguler maupun dalam
menghadapi kejadian-kejadian khusus lainnya.
Sebagai
bagian dari fungsi manajemen, fungsi evaluasi tidaklah berdiri
sendiri. Fungsi-fungsi seperti fungsi pemantauan dan pelaporan sangat
erat hubungannya dengan fungsi evaluasi. Di samping untuk melengkapi
berbagai fungsi di dalam fungsi-fungsi manajemen, evaluasi sangat
bermanfaat agar organisasi tidak mengulangi kesalahan yang sama
setiap kali.
Evaluasi
adalah proses pengumpulan dan analisis data secara sistematis yang
diperlukan dalam rangka pengambilan keputusan, GAO (1992:4). Evaluasi
akan menghasilkan umpan balik dalam kerangka efektifitas pelaksanaan
kegiatan organisasi. Menurut Departement
of Health & Human Service,
evaluasi adalah proses untuk mengumpulkan informasi. Sebagaimana
dengan proses pada umumnya, evaluasi harus dapat mendefinisikan
komponen-komponen fase dan teknik yang akan dilakukan.
Menurut
W. Dunn, istilah evaluasi mempunyai arti yang berhubungan,
masing-masing menunjukkan pada aplikasi beberapa skala nilai terhadap
hasil kebijakan dan program. Secara umum istilah evaluasi dapat
disamakan dengan penaksiran, pemberian angka, dan penilaian kata-kata
yang menyatakan usaha untuk menganalisis hasil kebijakan dalam arti
yang lebih spesifik. Evaluasi berkenaan dengan produksi informasi
mengenai nilai atau manfaat hasil kebijakan.
Pengertian
lain dikemukakan oleh
Peter H. Rossi (1993:5)
menyebutkan bahwa evaluasi merupakan aplikasi penilaian yang
sistematis terhadap konsep, desain, implementasi, dan manfaat
aktivitas dan program dari suatu organisasi. Dengan kata lain,
evaluasi dilakukan untuk menilai dan meningkatkan cara-cara dan
kemampuan berinteraksi organisasi yang pada akhirnya akan
meningkatkan kinerjanya.
Evaluasi
adalah proses penilaian yang sistematis, pemberian nilai, atribut,
apresiasi dan pengenalan permasalahan serta pemberian solusi atas
permasalahan yang ditemukan. Dalam berbagai hal, evaluasi dilakukan
melalui monitoring terhadap sistem yang ada. Namun demikian, evaluasi
kadang-kadang tidak dapat dilakukan dengan hanya menggunakan
informasi yang dihasilkan oleh sistem informasi pada organisasi saja.
- Tujuan Evaluasi
Tujuan
dilaksanakannya evaluasi diantaranya adalah sebagai berikut:
- Untuk memberikan penilaian terhadap pelaksanaan aktivitas dan program organisasi
- Untuk memperbaiki kebijaksanaan pelaksanaan program dan perencanaan program yang akan datang
- Untuk mengembangkan program-program dan teknik baru bagi peningkatan kinerja
- Untuk mengadakan perencanaan kembali yang lebih baik dari suatu program
- Untuk meningkatkan efektivitas manajemen pelaksanaan kegiatan
Secara
umum, pentingnya perlu dilakukan evaluasi seperti berikut:
- Karena evaluasi merupakan fungsi manajemen
- Karena evaluasi merupakan mekanisme umpan balik bagi perbaikan
- Karena evaluasi akan dapat menghindarkan organisasi dari mengulangi kesalahan yang sama
- Karena evaluasi akan dapat menemukan dan mengenali berbagai masalah yang ada di dalam organisasi dan mencoba mencari solusinya.
- Klasifikasi Evaluasi
Klasifikasi
evaluasi dapat dilakukan berdasarkan pada:
- Apa yang dievaluasi
- Tujuan evaluasi
- Fokus evaluasi
- Pendekatan evaluasi
- Orientasinya
Berdasarkan
apa yang dievaluasi, evaluasi dapat dibagi ke dalam beberapa
kelompok:
- Evaluasi kegiatan
- Evaluasi program
- Evaluasi kebijakan
- Evaluasi pengelolaan kebijakan
- Evaluasi pengelolaan sumber daya manusia
- Evaluasi terhadap sistem dan governance
- Evaluasi terhadap struktur, mekanisme, dan prosedur
- Evaluasi efisiensi, efektifitas, kehematan, dan kelayakan
Penggolongan
evaluasi berdasarkan tujuan evaluasi dapat meliputi:
- Evaluasi untuk tujuan tertentu, misalnya: untuk mempelajari fakta dan kemungkinan perbaikannya, untuk meningkatkan akuntabilitas, dan meningkatkan kinerja
- Goal free evaluation atau evaluasi untuk mencari peluang perbaikan yang tidak ditetapkan terlebih dahulu
Berdasarkan
fokus evaluasinya, evaluasi dapat dibagi ke dalam lima kelompok:
- Input Evaluation
Evaluasi
input yaitu evaluasi untuk menilai suatu program yang belum atau akan
dilaksanakan
- Process Evaluation
Evaluasi
proses yaitu evaluasi untuk menilai proses atau kegiatan
- Output Evaluation
Evaluasi
output yaitu evaluasi untuk menilai hasil kegiatan program
- Impact Evaluation
Evaluasi
dampak yaitu evaluasi untuk menilai dampak dari hasil pelaksanaan
program
Berdasarkan
pendekatannya, evaluasi dapat dibagi ke dalam;
- Evaluasi semu
Evaluasi
semu adalah evaluasi yang menggunakan pendekatan atau metode
deskriptif untuk menghasilkan informasi yang valid dan dapat
dipercaya tanpa berusaha untuk menanyakan tentang manfaat atau nilai
dari hasil-hasil tersebut terhadap individu, kelompok, atau
masyarakat secara keseluruhan.
- Evaluasi formal
Evaluasi
formal adalah evaluasi yang menggunakan pendekatan deskriptif untuk
menghasilkan informasi yang valid dan cepat dipercaya mengenai
hasil-hasil kebijakan tetapi mengevaluasi hasil tersebut atas daasar
tujuan program kebijakan yang telah diumumkan secara formal oleh
pembuat kebijakan.
- Evaluasi keputusan teoritis
Evalusi
keputusan teoritis adalah evaluasi yang menggunakan pendekatan
deskriptif untuk menghasilkan informasi yang dapat
dipertanggungjawabkan dan valid mengenai hasil-hasil kebijakan yang
secara eksplisit dinilai oleh berbagai macam pelaku kebijakan
Berdasarkan
orientasinya, evaluasi dapat dikelompokkan ke dalam beberapa kategori
sebagai berikut :
- Evaluasi yang proaktif (proactive evaluation)
Evaluasi
proaktif ini dapat dilakukan sebelum suatu kebijakan/program
ditetapkan
- Evaluasi yang klarifikatif (clarificative evaluation)
Evaluasi
klarifikatif ini berfokus pada klarifikasi struktur internal dan
fungsi dari suatu program dan kebijakan
- Evaluasi interaktif (interactive evaluation)
Evaluasi
intreaktif ini dapat digunakan untuk memperoleh informasi atas
implementasi program
- Evaluasi monitoring (monitoring evaluation)
Evaluasi
monitoring ini sangat tepat digunakan ketika program sudah dalam
pelaksanaan. Evaluasi ini sudah melibatkan pengembangan sistem untuk
pemantauan kemajuan program
- Evaluasi dampak (impact evaluation)
Evaluasi
ini digunakan untuk menilai hasil dan dampak program yang sudah
mapan. Evaluasi ini dapat digunakan untuk membuat keputusan tentang
penghargaan atau kemanfaatan program. Evaluasi ini disebut juga
evaluasi sumatif.21
Dalam
fungsi-fungsi manajemen, idealnya evaluasi dilaksanakan tergantung
dari jangka waktu perencanaan. Misalnya, apabila ada yang tidak
sesuai dengan yang direncanakan, maka dalam fungsi pengendalian dan
pengawasan fungsi evaluasi tersebut dapat langsung dilaksanakan.
Evaluasi Ujian Nasional (UN) pada suatu lembaga sekolah bukan
terletak pada ujiannya, tetapi sebagai salah satu tolak ukur pada
akreditasi sekolah.
Apabila
fungsi-fungsi di atas sudah terlaksana, cara mengevaluasi menggunakan
analisis SWOT, sedangkan untuk melihat tingkat keberhasilannya dengan
menggunakan indikator keberhasilan. Analisis SWOT melihat dari PP No
19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan sebagai berikut:
- Standar isi
- Standar proses
- Standar kompetensi lulusan
- Standar pendidik dan tenaga kependidikan
- Standar sarana dan prasarana
- Standar pengelolaan
- Standar pembiayaan
- Standar penilaian
Analisis
SWOT disempurnakan pada PP No 32 tahun 2013 dengan melihat dari
faktor-faktor internal dan eksternal sekolah, diantaranya:
- Strength (kekuatan)
- Weakness (kelemahan)
- Opportunity (peluang)
- Treath (ancaman, tantangan).
BAB
III
PENUTUP
- Kesimpulan
Manajemen
dapat diartikan sebagai suatu proses yang terdiri dari rangkaian
kegiatan, seperti perencanaan, pengorganisasian,
penggerakan
dan
pengendalian/pengawasan
yang dilakukan untuk menentukan
dan mencapai tujuan yang telah ditetapkan melalui pemanfaatan
sumberdaya manusia dan sumberdaya lainnya.
Di
dalam manajemen terdapat beberapa kegiatan yang merupakan fungsi dari
manajemen yang harus dilakukan dalam rangka mencapai tujuan yang
telah ditetapkan secara efektif dan efisien, diantaranya:
- fungsi perencanaan (planning)
- fungsi pengorganisasian (organizing)
- fungsi pelaksanaan (actuating)
- fungsi evaluasi (evaluating).
- Saran
Penulis
berharap kepada seluruh pihak yang mempunyai komitmen terhadap
pengembangan
ilmu kiranya dapat memberikan saran dan kritik yang bersifat ilmiah
dan konstruktif guna melengkapi makalah yang penulis yakin masih
sangat jauh dari kesempurnaan.
Semoga pembahasan makalah ini tentang fungsi-fungsi dari manajemen
dapat menambah wawasan dan membuat organisasi/lembaga mencapai
mencapai tujuan,
dapat
menjaga keseimbangan diantara tujuan-tujuan yang saling bertentangan,
serta mencapai efisiensi dan efektivitas dari lembaga/organisasi
tersebut.
DAFTAR
PUSTAKA
George
R. Terry dan Leslie W. Rue. (1999). Dasar-dasar
Managemen, Priciple of Management (Dasar-dasar Manajemen) terj.
G. A. Ticoalu, Cet. VI. Jakarta: Bumi Aksara
_______.
(2012). Dasar-dasar
Manajemen.
Jakarta: Bumi
Aksara
H.
Malayu S. P. Hasibuan. (2004). Manajemen
Dasar, Pengertian, dan Masalah,
.Edisi Revisi.
Cet.
III; Jakarta: Bumi Aksara
Muwahid
Shulhan dan Soim.
(2013).
Manajemen
Pendidikan Islam.Yogayakarta:
Teras
Nanang
Fattah.
(2004).
Landasan
Manajemen Pendidikan.
Bandung: PT Remaja Rosdakarya
Oemar
Hamalik.
(2003).
Manajemen
Pendidikan dan Latihan.
Bandung: Y.P.
Pemindo
Oxford
Dictionary
Robbins,
dkk.
(2007).
Management.
Cet. VIII.
New
York:
Prentice Hall
Richard
Barrett.
(2003).
Vocational
Business: Training, Developing, and Motivating People
R.
Griffin.
(2006). Business
Cet.
VIII.
New
York: Prentice Hall
T.
Hani Handoko.
(1995).
Manajemen.
Yogyakarta: BPFE
Sondang
P. Siagian. (2002).
Fungsi-fungsi
Manajerial,
Cet. IV; Jakarta: Bumi Aksara
Sudarwan
Danim dan Suparno.
(2009).
Manajemen
dan Kepemimpinan Transformasional
Kekepalasekolahan.
Jakarta: Rineka Cipta
http://dinazainuddin.blogspot.com/2013/01/makalah-evaluasi.html
5
Richard Barrett,
Vocational
Business: Training, Developing and Motivating People
(t.t.: t.p.,
2003), hlm.
51.
8
George
R. Terry dan Leslie W. Rue, Dasar-dasar
Managemen, Priciple of Management (Dasar-dasar Manajemen) terj.
G. A. Ticoalu, (Cet. VI; Jakarta: Bumi Aksara, 1999) hlm. 1.
13
Sudarwan Danim dan
Suparno, Manajemen dan
Kepemimpinan Transformasional Kekepalasekolahan,
(Jakarta: Rineka Cipta, 2009), hlm. 9.
16
George
R. Terry, Guide
to Menagement (Prinsip-prinsip Manajemen), terj.
J.
Smith D.E.M (Cet. VI; Jakarta: Bumi Aksara, 2000), hlm.
16.
18
H. Malayu S. P. Hasibuan,
Manajemen: Dasar,
Pengertian, dan Masalah,
Edisi Revisi (Cet. III; Jakarta: Bumi Aksara, 2004), hlm.
38.